Wednesday, 9 September 2015

Belajar Menerapkan Indonesia Jaya Lewat Anak TK

Ketika melihat anak TK wisuda di Surya University, mereka dengan semangatnya tampil tanpa ada rasa malu dengan pakaian Indonesia. Mereka tak ragu berbusana daerah, memainkan alat musik daerah, menyanyikan lagu daerah, bahkan mereka terlihat saling akrab satu sama lain. Mereka tak canggung untuk saling berdiskusi.

Mungkin dari mereka tidak semua satu suku, agama, ataupun ras, bahkan ada yang baru kenal tetapi tekad kebersamaan selalu hadir dalam setiap kegembiraan. Apa yang melatarbelakangi mereka hidup damai tanpa adanya rasa kecemburuan? Apakah faktor guru mereka, orangtua mereka, atau lingkungan sosial?

Terlepas dari itu semua mungkin dalam benak hati mereka tidak tertanam rasa benci, iri, maupun hal negatif lainnya, yang mereka tahu adalah fokus melaksanakan kewajiban masing-masing dan saling kerjasama untuk mencapai tujuan.

Belajar dari apa yang anak TK tersebut hadirkan, di usia dini mereka sudah terjalin semangat persatuan, kesatuan, gotong royong, dan keakraban, mereka tak malu untuk saling bercengkrama satu sama lain. Dalam mengerjakan sesuatu mereka tak segan untuk tolong-menolong.

Seharusnya kita orang dewasa yang sudah dapat berpikir mana yang baik atau buruk, dapat lebih baik daripada apa yang anak TK tampilkan. Malu bila dalam diri kita masih ada ego yang tak mau bersatu, sampai saat ini saja masih banyak kita melihat keributan antar ras, agama, maupun rebutan jabatan politik, pengkotak-kotakan masih saja terjadi. Apakah itu jalan yang baik atau buruk untuk Indonesia?

Seandainya bila semua itu dihilangkan mungkin cita-cita Indonesia Jaya bukan mimpi belaka, dan akan dapat terwujud dengan nyata. Dari sabang sampai merauke hilangkan semua perbedaan, hidup dalam kebersamaan, saling menghormati, dan saling gotong royong untuk Indonesia lebih baik ke depannya.

Dari Indonesia, Untuk Indonesia, dan Kembali ke Indonesia

Salam Indonesia Jaya

REVIEW FILM UP CLOSE AND PERSONAL

Film ini mengisahkan tentang bagaimana dunia kerja di stasiun televisi khususnya di bidang news. Dalam film ini juga menggambarkan kisah percintaan yang terjadi dengan sesama rekan kerjanya, yaitu Tally Atwater dan Warrem Justice. Justice merupakan direktur pemberitaan di Channel 9 dan pada akhirnya ia berdua menikah.

Pada awal penugasan di Channel 9, Tally menjadi reporter, ia meliput tentang proses wisuda dan ia mempraktekan langsung menjadi seorang reporter. Ia saat itu berhasil dengan baik. Namun, karena Justice melihat potensi yang dimiliki oleh Tally, ia meminta Tally untuk menjadi pembaca berita (news anchor). Tally saat itu ditugaskan untuk menjadi pembaca berita laporan cuaca. Saat Tally membacakan berita ia sangat terlihat gugup di depan kamera. Tally terlihat kurang percaya diri, karena untuk pertama kalinya menjadi pembaca berita.

Setelah kejadian yang gugup itu, Justice, langsung turun tangan mengajarkan Tally agar tidak gugup dan kaku dalam membacakan berita. Justice mengajarkan Tally agar melakukan improvisasi saat liputan. Berulang kali Tally mendapatkan arahan yang tegas dan matang dari Justice
Tally yang mendapat dukungan terus menerus dari Justice, tak henti-hentinya Tally selalu berusaha memperbaiki penampilannya sebagai reporter maupun pembaca berita. Dia berlatih secara terus-menerus, supaya menjadi seorang jurnalis televisi yang handal. Hasil latihannya tidak sia-sia bahkan berbuah manis.

Dalam presentasi berita yang dibawakannya, dia terlihat semakin percaya diri dan itu merupakan titik balik dia berkarya lebih baik lagi. Setelah dia memberikan penampilan yang berbeda saat membacakan berita, maka dia dievaluasi secara khusus oleh Justice karena Justice punya tanggung jawab atas Tally.

Saat Justice melihat Tally sudah menemukan kepercayaan dirinya sudah mulai tumbuh dan matang. Tally langsung ditugaskan meliput seorang narapidana bernama Fernando keturunan Spanyol. Walaupun pada awal terlihat gugup namun semua itu dapat diatasi dengan baik oleh Tally. Kemampuan Bahasa Spanyol yang dimiliki oleh Tally memudahkan ia untuk menggali informasi lebih dalam dari Fernando.

Pada suatu ketika ketika Tally sudah merasa nyaman dengan pekerjaannya ia diminta untuk pindah dari Channel 9, namun ia menolak. Tally pun mengevaluasi dan mengoreksi dirinya lagi supaya menjadi lebih baik. Pada akhirnya ia pun pindah ke News 7.

Justice yang melihat Tally pindah ke News 7. Ia tidak kecewa sama sekali ia malah memantau perkembangan Tally. Justice dan Tally bersama-sama mengevaluasi beberapa tayangan video berita yang dibawakan oleh Tally. Menurut Justice, saat Tally pindah ke News 7, ia kehilangan karakternya dalam membawakan berita. Tally dianggap mengikuti gaya Marcia yang juga pembaca berita dan berpengalaman di News 7. Akhirnya Tally pun menyadari bahwa dirinya harus menjadi diri sendiri.

Dalam dunia televisi kecemburuan atau persaingan pasti ada hal itulah yang terlihat antara Maria dan Tally. Maria selaku pembaca berita yang lebih senior daripada Tally. Maria merasa Tally mengambil alih kerjanya. Di situ, terlihat persaingan untuk menjadi pembaca berita utama. Sampai akhirnya, Tally menjadi seorang pembaca berita yang utama di News 7.

Namun, hal yang tidak dilupakan dalam film ini adalah ketika Tally mengingat kasus Fernando dan meminta kepada pemimpin redaksi untuk dijadikan headline. Akhirnya Tally mencoba mencari keterangan tambahan untuk meyakinkan berita yang ingin dia angkat itu penting dan mempunyai nilai berita.

Tally pun ke penjara untuk mendapatkan keterangan tambahan dari Fernanado. Saat Tally sedang meliput bersama kameramannya di penjara Holmesburg, ia terjebak di dalamnya. Saat itu di penjara terjadi kebakaran akibat narapidana yang ingin kabur. Pihak kepolisian lain pun datang beserta beberapa mobil pemadam kebakaran. Tally mencoba untuk “Live Report” dari tempat kejadian, namun saat disiarkan tiba-tiba tayangannya kabur dan hilang.

Setelah menunggu beberapa saat sampai akhirnya tayangan langsung secara ekslusif oleh Tally melalui News 7 di penjara dapat disiarkan dengan baik. Cuplikan wawancara Tally dengan Fernando menjadi headline yang berjudul “Krisis Holmesburg”. Namun, belum sempat keributan mereda, terjadilah bentrok antara para tahanan dengan kepolisian. Tally mengalami luka ringan, karena terjebak di dalamnya. Walaupun luka ringan Tally tetap mengabarkan peristiwa yang dia alami semalam.

Setelah kejadian dan liputan ekslusif Tally di penjara, ia mendapat tawaran IBS yang merupakan salah satu televisi ternama di Amerika Serikat. Akhirnya, ia menerima menjadi presenter berita di IBS dan itu merupakan puncak karirnya sebagai seorang jurnalis yang tetap sederhana namun lugas. Ketika malam puncak penghargaan bagi wartawan-wartawan di Amerika Serikat, Tally mendapat penghargaan.

KESIMPULAN
Kisah Tally Atwater dan Justice memberikan gambaran sangat jelas bagaimana alur kerja di dalam dunia jurnalistik khususnya televisi. Di mana tantangan dan resiko pasti ada, dan selalu dihadapi oleh siapa saja yang berkecimpung di dalamnya.

Semangat dan tak pernah lelah untuk terus berlatih menjadi pilar penting dalam mengembangkan karir di dunia jurnalistik. Walaupun kesalahan kecil pasti akan hadir setiap saat, namun semua itu dapat diatasi secara matang dengan persiapan dan jam terbang yang memadai.

Pemaran peristiwa di televisi juga harus berdasarkan fakta dan data di lapangan serta opini narasumber yang relevan dengan peristiwa yang terjadi untuk kemudian disiarkan kepada publik. Ciri khas yang utama di dunia televisi juga tayangan yang Ekslusif. Serta dalam dunia televisi kebersamaan dan kekompakan orang-orang di belakang layar maupun di depan layar harus tetap terjaga.

Suka Duka Menaklukan Gunung Sindoro




Basecamp Gunung Sindoro via Keldung, Temanggung, Jawa Tengah, di sebelah kanan terlihat foto pendaki yang hilang dari Mahasiswa UIN Jogja, Jumat, 3 April 2015.
(Foto: Syidik Sulistiyanto)

Oleh: Syidik Sulistiyanto

“Pendakian untuk hari ini tidak dapat dilanjutkan, cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan pendakian, sebaiknya kita menuju rumah warga untuk membicarakan ini, karena ada teman kita yang terkendala kalau pendakian harus di undur”, ungkap Tri Wibowo selaku ketua pendakian massal Gunung Sindoro.

Suasana seketika berubah, raut wajah yang tadinya gembira setelah tiba di basecamp Pendakian Gunung Sindoro, seketika seperti terpukul mendengar pendakian yang tertunda untuk hari ini dan akan dilanjutkan esok hari. Semua peserta terpaksa menahan nafas sejenak di basecamp pendakian. Karena tertahan oleh jalur pendakian yang berubah kabut dan badai.

Di sisi lain kesibukan tengah terjadi di basecamp Kledung, pihak penjaga pos pendakian sibuk melakukan koordinasi dengan basarnas setempat dikarenakan ada salah satu pendaki yang hilang.  Hal itu terjadi tepat saat rombongan dari penulis tiba di basecamp. Di tempat pendaftaran pendakian terpasang salah satu foto pendaki yang hilang, Ia merupakan Mahasiswa UIN Yogyakarta yang hilang di area pos 4 Sindoro. Malam harinya dengan terpaksa petugas dan pihak yang bertanggungjawab, menutup pendakian Gunung Sindoro untuk umum pada Sabtu, 4 April 2015, demi melancarkan jalannya proses evakuasi.

Banyak dari rombongan pendaki yang malam hari tiba, terpaksa gigit jari dan harus mencari alternatif gunung yang lain. “Pendakian Gunung Sindoro tertutup sementara untuk pendakian umum karena adanya proses evakuasi pendaki yang hilang,” tulisan yang menghiasi tepat di gerbang masuk Pendakian Gunung Sindoro via Kledung yang dijaga oleh beberapa orang.

Di sisi lain keberuntungan pun masih hadir di tim rombongan penulis yang tiba pada sore hari, karena tetap diperbolehkan melanjutkan pendakian. Walaupun sempat ragu untuk tidak boleh melanjutkan pendakian. Dengan suasana nan dingin di rumah warga yang tepat bawah lereng Gunung Sindoro Tri Wibowo mengungkapkan, pendakian tetap berjalan dan akan dimulai pukul 04.00 pagi. “Sebaiknya istirahat untuk melakukan summit attack nantinya,” kata Tri.

Pendakian yang sempat tertunda pun dimulai. Walaupun ditemani rintikan hujan dan dinginnya udara, tidak meredupkan semangat  untuk menaklukan Sindoro. Perlu waktu sekitar dua jam untuk sampai di pos 1, dikarenakan oksigen yang dibutuhkan saat mendaki malam hari sangatlah besar. Ditambah banyaknya rombongan yang mengalami kelelahan, membuat jalannya pendakian sedikit terhambat.

Tiba di pos 1 setelah beristirahat sejenak kita mencoba menelusuri pos dua, suasana hadirnya matahari menghiasi perjalanan menuju pos dua, medan tempuh yang dilalui cukup berat dikarenakan hujan yang mengguyur Gunung Sindoro selama tiga hari. Keceriaanpun terlihat dari para pendaki. Setibanya di pos dua rombongan kembali beristirahat menyegarkan kondisi tubuh.

30 menit beristirahat rombongan melanjutkan perjalanan menuju pos 3. Kesenangan pun semakin menjadi. Di perjalanan menuju pos 3 inilah menjadi indah karena sekitar pukul 08.00 dengan gagahnya mulai kelihatan Gunung Sumbing, dibelakangnya terlihat Merapi, Merbabu serta Gunung Ungaran. Langitpun yang selama tiga hari dirundung kegelapan disertai rintik hujan seketika cerah menghiasi pagi itu.

“Ciptaan tuhan sungguh indah”, ujar salah satu pendaki. Di sepanjang perjalanan menuju pos tigalah suasana berubah, pertama banyak mengeluh capek, pegal, dan bahkan tidak kuat karena tak kunjung datang tempat yang akan ditemukan. Semua itu tidak terasa walaupun jalur cukup terjal tetapi dengan melihat keindahan tuhan yang sangat indah semua itu terbayarkan.

Tiba di pos 3 tenda-tenda yang berdiri dengan tegak sudah siap digunakan untuk beristirahat dan bermalaam. Keesekon harinya pendakian summit attack menuju puncak Sindoro dilakukan tepat pukul 03.00. Di temani dengan udara dingin dibawah 10 derajat celcius, tidak menyurutkan semangat baik peserta laki-laki maupun perempuan untuk menaklukan puncak Sindoro.

Tiba di puncak Gunung Sindoro yang dihiasi kabut, Minggu, 05 April 2015 pukul 07.30 WIB.

Perlu waktu sekitar 4 jam lebih 30 menit untuk tiba di puncak Sindoro (3153 MDPL). Walaupun saat tiba di puncak Sindoro tidak begitu terlihat sunrise serta keindahan pemandangan gunung-gunung di Jawa Tengah. Hal itu disebabkan karena cuaca kabut dan sedikit badai menghiasi puncak Gunung Sindoro. Namun, semua pendaki tidaklah kecewa mereka merasa lega dikarenakan perjalanan mengalami kemudahan dan keselamatan



Sunday, 1 March 2015

Berikut Review Pertandingan Lengkap Chelsea Sampe MenjadiJuara Capital One Cup 2015

Bola.net - Pertandingan final Capital One Cup mempertemukan dua tim asal kota London; Chelsea dan Tottenham Hotspur. Pertandingan ini digelar di stadion kebanggaan Inggris Wembley pada Minggu (01/03).

Chelsea sukses menjadi juara musim ini setelah menang dengan skor 2-0 atas Tottenham. Gol-gol Chelsea dicetak oleh John Terry pada ujung babak pertama dan gol bunuh diri Kyle Walker pada menit ke-56.

Chelsea bermain sabar sejak awal pertandingan. Saat menguasai bola, para penggawa The Blues berusaha membangun serangan dari kaki ke kaki. Namun saat mendapatkan kesempatan melakukan serangan balik, Chelsea melakukannya dengan sangat cepat.

Di sisi lain, Tottenham mencoba menerapkan tempo cepat setiap kali mereka menyerang. Mereka hampir mencetak gol cepat pada menit kesepuluh. Sayang bagi Spurs, tendangan keras Christian Eriksenhanya menghajar gawang.

Kedua tim terus beradu serangan. Secara umum, Tottenham bisa mengungguli Chelsea dalam hal penguasaan bola. Tapi Tottenham kesulitan mengalirkan bola ke daerah berbahaya The Pensioners.

untuk mau lihat lebih lengkapnya silahkan di klik http://www.bola.net/inggris/review-chelsea-juara-capital-one-cup-53eba8.html

Lagi Galau? Ini Kata Mutiara Merry Riana Untuk Membuat Hidupmu Berwarna!

Merry Riana, sebuah nama yang tidak asing lagi bagi telinga kita. Di usia yang masih 38 tahun, ibu dari dua orang anak ini sukses menj...