Showing posts with label Home. Show all posts
Showing posts with label Home. Show all posts

Wednesday, 17 February 2016

“Gerhana Matahari Total 2016, Mampukah Menarik Wisatawan Mancanegara Berkunjung Ke Indonesia?”




Indonesia pada tahun 2016 kembali akan kedatangan fenomena alam yang langka yakni Gerhana Matahari Total. Gerhana Matahari Total secara ilmiah terjadi saat Matahari, Bulan, dan Bumi terletak pada satu garis lurus. Bulan akan berada persis di muka Matahari. Akibat posisi tersebut, wilayah di Bumi akan terlihat gelap dan tak bisa melihat Matahari selama beberapa menit. 

Wilayah itulah dikatakan masuk dalam bayangan inti (umbra). Di sana akan terjadi Gerhana Matahari total. GMT di tahun 2016 terjadi di berbagai wilayah di antara yang paling bagus untuk melihat GMT adalah di wilayah Bengkulu, Palangkaraya, Palu, dan Ternate yang merupakan titik terbaik untuk melihat gerhana.

Kesiapan menyambut gerhana pun, sudah banyak dilakukan baik dari tingkat pusat maupun dari daerah. Bahkan sudah dilakukan dari 2 tahun sebelum adanya gerhana. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan dan mempromosikan daya tarik wisata Gerhana Matahari Total. Namun, apakah dengan segala kesiapan dan promosi yang dilakukan dengan gencar akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia?

Berkaca pada tahun 1983 kunjungan wisatawan yang semula ditargetkan mencapai puluhan ribu wisatawan mancanegara tetapi kenyataan yang hadir hanya 8500, jauh dari harapan. Padahal 1983 Gerhana Matahari Total yang terjadi di Indonesia meliputi berbagai daerah di antaranya Pulau Jawa. Di karenakan pemerintah kurang sigap untuk melayani turis asing yang berkunjung ke Indonesia jadi yang hadir hanya 8500.

Bahkan beberapa faktor menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara kala itu di dominasi oleh faktor internal bangsa Indonesia sendiri, yakni ingin meraup keuntungan pribadi yang tak masuk akal. Misalnya menaikan harga hotel, menaikan harga barang yang mengakibatkan turis asing enggan untuk datang ke Indonesia. Di tambah saat itu fasilitas penunjang transportasi belum sehebat sekarang.

Seperti yang dilansir kantor berita Antara, pada saat itu banyak turis yang batal menyewa penginapan di kota-kota yang dilintasi gerhana matahari total. Alasannya, harga yang sudah disepakati di awal ternyata berubah jadi lebih mahal.

Faktor lainnya juga hadir dari pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia dengan propagandanya membuat masyarakat takut dengan hadirnya gerhana, bahkan seperti tersirat di berbagai media kabar menyebutkan masyarakat dilarang keluar saat gerhana matahari sedang berlangsung. Pemerintah melarang masyarakat untuk melakukan kegiatan saat Gerhana Matahari Total berlangsung. Bahkan pengamanan di berbagai daerah dilakukan secara ketat agar masyarakat tidak keluar rumah untuk menyaksikan gerhana.

Padahal menurut Bambang Hidayat Kepala Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) pada gerhana matahari total 1983 durasinya mencapai 3-5 menit. “Durasi totalitas yang panjang itu terjadi karena puncak gerhana berlangsung di Laut Jawa, di utara sisi timur Pulau Madura. Di titik puncak itu, gerhana terjadi tepat tengah hari selama 5 menit 11 detik,” kata Bambang Hidayat seperti di kutip Kompas.com.

GMT 1983 merupakan fenomena alam yang sangat penting bagi masyarakat di jawa yang tidak dapat ditemukan kembali hingga tahun 2100. GMT yang sangat penting itu akhirnya dilewatkan begitu saja oleh masyarakat karena larangan pemerintah.

Menurut berbagai pakar astronomi menjelaskan GMT tidak lah begitu berbahaya kepada kesehatan mata secara langsung melainkan ada tahapannya. Sama halnya ketika kita melihat matahari tatapan sinar yang terkena bila terlalu lama akan membuat katarak sama seperti halnya GMT. Jangan secara terus-menerus melihat GMT tetapi harus memakai alat pembantu agar nyaman untuk melihatnya.

GMT sangat aman untuk dinikmati, apalagi fenomena langka ini tidak terjadi setiap tahunnya. Bagaimana cara aman untuk menyaksikan gerhana? Jadi cara aman yang baik adalah dengan menggunakan filter atau kacamata khusus untuk melihat matahari. Dan cara melihatnya juga jangan terlalu fokus karena saat itu matahari belum semuanya tertutup dan sebagian sinar matahari masih memancar kuat hingga bisa merusak retina mata. cara yang aman agar tidak terjadi kerusakan mata. http://news.detik.com/berita/3116542/begini-cara-aman-melihat-gerhana-matahari-total 

30 tahun sudah fenomena GMT 1983 terjadi, lantas bagaimana penyambutan GMT 2016 apakah masih sama ketika 1983? Bila dilihat dari laporan pemberitaan di media massa, kejadian 1983 sepertinya tidak akan terjadi lagi di Indonesia. Perkembangan keilmuan hingga teknologi membuka semua mata akan pentingnya fenomena langka ini. Pemerintah yang 1983 belum terlalu sigap untuk mempromosikan wisata gerhana.

Di GMT 2016 pemerintah melalui Kemenpar berbondong-bondong mempromosikan wisata GMT, berbagai promosi sudah dilakukan dari 2 tahun sebelum gerhana berlangsung. Supaya kejadian GMT 1983 tidak terulang lagi, dengan impian meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada saat GMT 2016.

        Dan menurut saya pribadi, Indonesia akan kebanjiran kunjungan wisatawan mancanegara untuk menikmati wisata GMT bahkan melebihi target yang ditentukan oleh Kemenpar. Kenapa bisa? Di karenakan berbagai prestasi dan perbaikan infrastruktur yang dilakukan pemerintah selama 2 tahun ini. Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam membangun pariwisata sangat terlihat. Bukan hanya itu saja, promosi melalui media sosial hingga ke pameran pariwisata di tingkat dunia pun dilakukan. Kenapa demikian karena Indonesia ingin menciptakan citra positif di mata dunia akan pariwisatanya. 

Kelebihannya bila wisata GMT berhasil, citra promosi wisata Indonesia juga akan naik. Namun, semua itu akan berbanding terbalik bila kejadian 1983 terulang kembali di mana sarana dan akomodasi dipersulit bahkan menaikkan harga di batas kewajaran.

Bagaimana menyikapinya, cara menyikapinya adalah semua pihak sebaiknya tidak sewenang-wenangnya untuk menaikkan harga, baik hotel, penerbangan, hingga kebutuhan pokok yang membuat turis tidak berminat untuk mengunjungi wisata GMT. 
Saran saya seluruh pihak daerah maupun pusat yang tempatnya akan dikunjungi GMT melakukan pembenahan infrastruktur dan menggencarkan promosi wisata mengingat GMT 2016 akan berlangsung Maret nanti.

Sedikit tulisan blog saya melihat sudut pandang GMT dari kunjungan wisatawan, dan saya berharap GMT 2016 menjadi GMT terbaik untuk ajang promosi wisata Indonesia di tingkat dunia.

Sunday, 22 November 2015

[IDVolunteering] MENGGAPAI KEMERDEKAAN DI GUNUNG TERPANJANG DI JAWA

Berkibarnya bendera Merah Putih di Gunung Argopuro

13 Agustus 2015, pukul 14.00

Panas dan teriknya matahari menghiasi Surabaya, ketika aku menuju Jl. Manyar, di mana lokasi meeting point untuk melakukan perjalanan mengarungi gunung terpanjang di Jawa, Argopuro. Di sana sudah hadir puluhan pendaki, yang notabenenya kebanyakan dari tuan rumah, namun dari berbagai daerah pun juga hadir seperti dari Jabotabek, Jogja, Solo, dan daerah di Jawa Timur lainnya.

Aku yang berangkat dari Tangerang dan ke sana sendiri, masih terlihat gugup dengan kerabat seperjuangan ku untuk ekspedisi kali ini. Tidak ada sama sekali orang yang aku kenal. Namun, sesaat kemudian suasana mulai cair, banyak dari mereka menyambutku. Suasana riang pun menyelimuti seketika perjalanan akan dimulai.


13 Agustus 2015, pukul 15.30

“Sebelum berangkat, mari kita berdoa, selama 6 hari dimulai dari sekarang kita akan menjelajah gunung dengan rute terpanjang di Jawa. Untuk menggapai misi bersama mengibarkan bendera merah-putih dan melakukan upacara memperingati 70 tahun Indonesia Merdeka,” ujar salah satu panitia acara. Setelah berdoa, per lahan dengan gembiranya satu per satu peserta acara menaiki bis yang akan membawa kita ke Jalur pendakian Argopuro via desa Bremi, Probolinggo, Jawa Timur.

Di mana di sana tempat titik utama pendakian. Perlu diketahui rute resmi pendakian Argopuro saat ini ada dua bisa melalui Bremi dan Barderan. Per lahan laju bis mulai meninggalkan kota Pahlawan, sepanjang perjalanan menuju titik pendakian semangat riang tidak pernah henti dari para pendaki. Dari pendaki ini hampir 90% baru pertama kali ingin mendaki Argopuro, dan ingin merasakan apa benar Argopuro merupakan gunung dengan rute terpanjang di Jawa? Pertanyaan yang akan ku jawab bersama para pendaki lainnya nanti bila sudah selesai melakukan pendakian Argopuro.

Canda tawa menghiasi perjalanan, cerita gunung-gunung yang sudah didaki pun tak pernah henti menggema di mobil itu. 4 jam sudah, kita di mobil namun tak kunjung sampai lokasi. Mobil tetap melaju di tengah-tengah hutan dan saat ini sudah masuk Probolinggo. Tepat pukul 20.30 kami tiba di basecamp Bremi, setelah itu istirahat untuk mempersiapkan fisik untuk melakukan pendakian besok.

14 Agustus pukul 08.00

Pagi yang cerah nan dingin di kaki Pegunungan Hyang, kesibukkan untuk mempersiapkan pendakian pun sangat terasa.

“Para peserta segera berkumpul ke depan, karena kita akan segera melakukan pendakian,” kata Panitia acara. Dengan semangat dan kesiapan yang sudah matang sekitar 65 orang bersama panita dan TIM Mahapena Universitas Jember bersiap untuk melakukan pendakian bersama. Dengan kesiapan yang matang pendakian menuju Danau Taman Hidup pun dimulai. Pendakian via Bremi sangat terkenal akan tanjakannya yang tanpa ampun. Banyak dari pendaki yang jarang melalui jalur ini, kebanyakan dari pendaki Gunung Argopuro mendaki melalui Desa Barderan, Situbondo.

Untuk mencapai Danau Taman Hidup kita harus melakukan perjalanan paling cepat sekitar 7-9 jam perjalanan. Di awal pendakian kita sudah disambut gapura "Selamat Datang di Taman Hidup".
Perlu diketahui untuk menembus danau terindah itu tak semudah yang kita bayangkan dari awal masuk pendakian, jalur pendakian sudah memasuki hutan pinus yang cukup rapat dan tidak hentinya tanjakan selalu menghiasi perjalanan. 

Dikarenakan musim kemarau yang berkepanjangan jalurnya sangat berdebu, sehingga mengharuskan kita untuk menggunakan masker. Per lahan tapi pasti kelelahan menghinggapi para peserta, ada dari peserta yang baru pertama kali melakukan pendakian mengalami kecelakaan kecil yakni keram dan harus dibantu tim kesehatan. Untuk mengkodinir peserta dengan jumlah di atas 50 tidaklah mudah, harus ekstra keras apalagi ini di gunung segala sesuatu pasti terjadi.

Pos Istirahat

Saat di Pos Istirahat Gunung Argopuro.

Di gunung Argopuro sangat jarang tempat peristirahatan, jadi kita harus sepintar-pintar kita mengatur alokasi waktu kita, kalau bisa kita jangan terpisah dari rombongan saat mendaki gunung ini.
Setelah beristirahat sejenak, kita melanjutkan perjalanan. Tepat pukul 15.30 kami tiba di Danau Taman Hidup. Wow danau yang saya impi-impikan selama ini akhirnya terwujud, di danau yang sunyi nan dingin ini terpampang pesona surganya Indonesia. Tapi sayangnya danau yang indah ini sudah terkotori oleh para pengguna motor.



Di bawah ini foto Danau Taman Hidup, Gunung Argopuro, keindahan yang luar biasa!






15 Agustus 2015 Pukul 07.00

Di jadwal kita akan berangkat pukul 07.00 dikarenakan kelelahan jadwal pun molor hingga pukul 08.00. Rute selanjutnya adalah menuju Cisentor, dari Danau Taman Hidup menuju Cisentor memerlukan waktu sekitar 10 jam perjalanan. Lama sekali ya, siapa yang kuat untuk melakukan perjalanan 10 jam tanpa henti?

Setelah olahraga pagi dan sudah siap untuk berangkat akhirnya kita mulai melakukan perjalanan ke Cisentor. Jalur menuju Cisentor sangat terkenal dengan vegetasi, yang bernama jancukan, Tanaman yang membuat orang lebih dekat kepada Sang Pencipta saat menyentuhnya. Teman-teman banyak yang kena untungnya aku tidak kena sama sekali. Keberuntungan masih berpihak!

Waktu menunjukkan pukul 17.45 tempat yang kami tuju tidak sampai juga, dengan segala kondisi dan tekad bersama, kami tetap melakukan perjalanan malam hari dengan persiapan tempur malam hari. Perlu diingat pendakian yang memerlukan waktu berhari-hari segala alat pendakian wajib dibawa tanpa terkecuali.

Malam hari udara sangat dingin, langkah kami tetap melaju di tangah-tengah kondisi gelap gurita, dan untuk menembus Cisentor perlu turun naik bukit. Memang argopuro terkenal dengan perbukitan jadi turun naik bukit hal yang biasa, yang membuat kalian happy melakukan perjalanan.

Pukul 19.30 terdengar rintikan air, “Kayanya mata air sudah terdengar, berarti sesaat lagi itu Cisentor,” ungkap Wawan sebagai pemimpin regu. Dengan sumringahnya para peserta menyambut dengan gembira. Tak lama kemudian benar yang dikatakan Wawan.

Cisentor yang kami tuju akhirnya ditemukan juga. Hampir 13 jam melakukan perjalanan, capek, lelah, lapar, pusing bersatu di dalam pikiran. Namun, tekad kami tetap satu mengibarkan bendera merah-putih tepat pukul 10.00 17 Agustus 2015 di Cikasur.

16 Agustus 2015

Inilah hari ketiga aku di Argopuro di mana puncak Argopuro merupakan tujuan kita selanjutnya dari Cisentor menuju puncak sekitar 3 Jam perjalanan. Di mana hampir sama jalur yang kita lalui akan terus menanjak. 2 jam sudah melakukan perjalanan akhirnya kami tiba di Rawa Embik tempat peristirahatan di ketinggian 2500 mdpl. 

Di sini terdapat air yang akan menjaga kehausan kita menuju puncak. Dari Rawa Embik menuju puncak sekitar 60 menit perjalanan. Setelah melakukan perjalanan ria akhirnya kami tiba di Puncak Rengganis. Karena aku penasaran ketiga puncak pun aku telusuri, Puncak Hyang, Renggani, dan Argopuro pun aku capai.

Saat di Puncak Argopuro bersama Tim Mahapena Universitas Jember

Berfoto di Puncak Hyang

Puncak Rengganis

Setelah puas berfoto, kita kembali lagi ke Cisentor dan melanjutkan perjalanan ke Cikasur di hari ke 4.

17 Agustus 2015

Jeng-jeng-jeng hari ini tepat 70 tahun Indonesia Merdeka. Di mana kita masih di daerah Cisentor, dan tujuan kita adalah Cikasur yang memerlukan waktu sekitar 2 Jam perjalanan dari Cisentor.

Lebih dari itu apa yang kita rasakan di Argopuro tentu berbeda dengan kalian yang sedang sibuk-sibuknya ingin menyaksikan acara HUT RI 70 Live di TV.

Tapi kami masih dalam perjuangan untuk melakukan upacara di Cikasur. Setiap kali kita ngecamp tidak lupa kita mengangkut sampah dan membersihkan dari segala kotoran di tempat kita ngecamp.

Singkat cerita entah kebetulan atau tidak tepat di pukul 09.45 para peserta sudah berkumpul semua di Cikasur. Bendera Merah-Putih sudah berkibar dengan gagahnya, di Cikasur. Raut wajah gembira dan tangis haru hinggap di perjalanan kita kali ini. 

Setelah berpetualang 6 hari dari Surabaya menuju Cikasur dan tepat 17 Agustus 2015 pukul 10 pagi kami bisa berdiri dan melaksanakan upacara bendera di tanah yang dulu merupakan bandara buatan Jepang. Suasana haru dan khidmat merasuki semua peserta ketika pembina upacara menyampaikan pidato tentang perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan!

Hati ini pun sulit berkata-kata dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa semua selamat dan berhasil menjalankan misi mengibarkan bendera dan upacara di Gunung Terpanjang di Jawa. Hingga ke rumah masing-masing kita selamat tanpa ada terluka!

Alhamdulillah




Melakukan Uparcara Bendera di Cikasur, Gunung Argopuro



Hormat bendera setelah Upacara, Cikasur, Gunung Argopuro




Sejauh apa pun perjalanan kamu, sesulit apa pun rintangan yang menghadang, dan secapek-capeknya langkah kamu berjalan! 

Bila kita berterap pada tujuan yang hendak kita capai, semua itu akan tercapai dengan nyata!

Tetap hormat pada negeri ini yang menyimpan sejuta keindahan. Jagalah, rawatlah alam mu, sebagaimana kamu merawat diri kamu. Alam tak pernah berkhianat, mereka akan memberikan apa pun yang tersedia, selama kamu hormat kepada nya!

Bangga terhadap Indonesia!
70 Tahun Indonesia Merdeka!



IVD2015


Saturday, 12 September 2015

Bagaimana Cara Mengambil Keputusan dan Perencanaan Dengan Benar


Pengambilan Keputusan dan Perencanaan


sumber foto : https://bayusetiawan21.wordpress.com/2014/04/14/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi/


Seorang filsuf Albert Camus, pernah berkata “segala sesuatu di dunia ini bersifat pilihan”.
Kita banyak dihadapkan dengan berbagai macam pilihan. Sama halnya seperti pengambilan keputusan dan perencanaan. Dua sisi antara keputusan dan rencana merupakan pilihan yang hampir mirip. Apakah kita milih mengambil keputusan dahulu atau perencanaan dalam melakukan sesuatu?

Namun, bila kita telaah  ada perbedaan yang sangat tipis di antara keduanya. Misal contoh setelah ujian nasional berakhir banyak siswa SMA bingung mau melanjutkan kuliah atau langsung bekerja. Bila ingin berkuliah mungkin ada berbagai macam hal yang harus dilakukan siswa tersebut. Di sinilah siswa itu mulai berfikir, setelah mendapatkan renungan dan akhirnya dia mengambil keputusan untuk melanjutkan kuliah ke salah satu universitas di Tangerang, Surya University. 

Kenapa si siswa itu mengambil keputusan dahulu bukan perencanaan?  Dalam hal merencanakan, kita pasti memutuskan sesuatu sama seperti anak tersebut yang memutuskan untuk kuliah di Kampus Surya University. Keputusan si anak  itulah yang selanjutnya diikuti dengan perencanaan.

Dalam perencanaan juga ada beberapa yang harus ada seperti tetapkan tujuannya, waktu, tempat, biaya, dan harus dinyatakan, bukan hanya dijadikan do’a tetapi harus dilakukan.

Balik lagi ke perjalanan anak SMA untuk berkuliah di Surya University, dia sudah menetapkan tujuannya untuk berkuliah di Surya University dan sudah mengetahui tempatnya di Tangerang, bila tujuan dan tempat sudah didapatkan tentu dia juga sudah siap menentukan kapan waktu lulus, missal dia ambil S1 yaitu 4 tahun. Setelah menentukan 4 tahun pasti ada biaya yang harus dikeluarkan, misal uang kuliah, makan, transport, hiburan dll yang dihitung selama 4 tahun berkuliah.

Uraian contoh di atas juga bisa kita terapkan di dalam dunia pekerjaan kita.

Perencanaan dan Pencapaian

Setelah kita belajar mengetahui antara pengambilan keputusan dan perencanaan, langsung saja kita masuk perencanaan dan pencapaian.

Dalam hal merencanakan pasti kita ingin mendapatkan sesuatu pencapaian.
Ada beberapa hal untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan terutama dalam mendirikan perusahaan. Pertama tetapkan dulu visi dan misi. Apa sih itu visi dan misi? Visi ialah cita-cita luhur yang digantungkan tinggi sekali, dan merupakan suatu target yang wajib dicapai dari semua orang yang menaung dalam perusahaan atau organisasi kita. Sedangkan misi ialah pengejewantahan dari visi.

Kedua kita terapkan maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam mendirikan perusahaan. Mungkin banyak dari kita yang belum paham arti sesungguhnya dari Maksud dan Tujuan. Mari kita bahas, maksud dan tujuan, maksud dan tujuan  jelas sesuatu yang berbeda. Banyak dari kita menganggapnya maksud dan tujuan itu sama. Bila kita cermati tujuan merupakan sesuatu yang hendak kita capai, tetapi belum tentu maksudnya tercapai. Kita ambil contoh dua mahasiswa mempunyai tujuan yang sama yaitu pergi ke kantin dengan maksud untuk makan. Ketika sudah sampai di kantin kedua mahasiswa tersebut ingin makan.

Namun, satu dari mereka enggan makan karena makanan kesukaannya sudah habis terjual itulah ilustrasi dari tujuan dan maksud.  Kedua mahasiswa sudah sampai ke tujuannya yaitu kantin, namun maksud untuk makan tidak tercapai.

Ketiga Target, Target merupakan tujuan yang diberi kriteria dan parameter atau sebagai tolak ukur. Jadi tentu dalam mendirikan perusahaan kita pasti mempunyai target-target agar visi misi kita dapat tercapai. Tentu kita bila menjadi manager mempunyai kriteria dan parameter untuk target yang hendak dicapai. Misal di tahun pertama perusahaan saya harus mendapatkan profit sebesar 50 triliun dan sebagainya.

Keempat Strategi, mencapai target maupun visi dan misi tentu kita akan menerapkan strategi, strategi terbagi dua macam yaitu strategi biasa dan strategi yang strategis. Strategi biasa merupakan strategi yang bila dirubah dampaknya akan biasa saja atau tidak akan mendatangkan kerugian yang signifikan.  

Sedangkan strategi strategis merupakan strategi yang mana bila dirubah biayanya sangat mahal sekali, cenderung merupakan rencana jangka panjang. Bisa kita ambil contoh perusahaan kita mempunyai strategi untuk mendirikan cabang-cabang di daerah tertentu, namun semua itu gagal terlaksana akibat sesuatu, padahal sudah menghabiskan biaya besar, bila dirubah ke yang lain akan menghabiskan banyak dana. Itulah pengertian dari strategis.

Dalam strategi juga terdapat beberapa elemen, seperti waktu, tempat, biaya, kendaraan (organisasi perusahaan), dan teknologi yang kita gunakan. Hal itulah yang harus dipikirkan bersama, karena ke semua hal saling bersangkusan satu sama lain.

Untuk menerapkan trategi terkadang terdapat suatu hambatan maupun rintangan. Pasti tidak ada yang mulus, walaupun semuanya ingin berjalan dengan mulus, lalu bagaimana cara mengatasinya bila ada halangan atau rintangan? Caranya dengan melakukan manuver, kita memikirkan dengan matang apa yang harus dirubah untuk menghindari halangan tersebut dan selanjutnya fokus kembali pada target yang ingin dicapai.

Dan yang terakhir adalah melakukan evaluasi bertahap. Sebaiknya melakukan Evaluasi dilakukan secara bertahap setelah kita membuat atau mengambil keputusan. Agar kita tidak terpuruk dalam melakukan sesuatu, dan kita bisa merubah hal bila tidak berjalan.


Lagi Galau? Ini Kata Mutiara Merry Riana Untuk Membuat Hidupmu Berwarna!

Merry Riana, sebuah nama yang tidak asing lagi bagi telinga kita. Di usia yang masih 38 tahun, ibu dari dua orang anak ini sukses menj...