Berkibarnya bendera Merah Putih di Gunung Argopuro
13 Agustus 2015, pukul 14.00
Panas dan teriknya matahari menghiasi Surabaya, ketika aku menuju Jl. Manyar, di mana lokasi meeting point untuk melakukan perjalanan mengarungi gunung terpanjang di Jawa, Argopuro. Di sana sudah hadir puluhan pendaki, yang notabenenya kebanyakan dari tuan rumah, namun dari berbagai daerah pun juga hadir seperti dari Jabotabek, Jogja, Solo, dan daerah di Jawa Timur lainnya.
Aku yang berangkat dari Tangerang dan ke sana sendiri, masih terlihat gugup dengan kerabat seperjuangan ku untuk ekspedisi kali ini. Tidak ada sama sekali orang yang aku kenal. Namun, sesaat kemudian suasana mulai cair, banyak dari mereka menyambutku. Suasana riang pun menyelimuti seketika perjalanan akan dimulai.
13 Agustus 2015, pukul 15.30
“Sebelum berangkat, mari kita berdoa, selama 6 hari dimulai dari sekarang kita akan menjelajah gunung dengan rute terpanjang di Jawa. Untuk menggapai misi bersama mengibarkan bendera merah-putih dan melakukan upacara memperingati 70 tahun Indonesia Merdeka,” ujar salah satu panitia acara. Setelah berdoa, per lahan dengan gembiranya satu per satu peserta acara menaiki bis yang akan membawa kita ke Jalur pendakian Argopuro via desa Bremi, Probolinggo, Jawa Timur.
Di mana di sana tempat titik utama pendakian. Perlu diketahui rute resmi pendakian Argopuro saat ini ada dua bisa melalui Bremi dan Barderan. Per lahan laju bis mulai meninggalkan kota Pahlawan, sepanjang perjalanan menuju titik pendakian semangat riang tidak pernah henti dari para pendaki. Dari pendaki ini hampir 90% baru pertama kali ingin mendaki Argopuro, dan ingin merasakan apa benar Argopuro merupakan gunung dengan rute terpanjang di Jawa? Pertanyaan yang akan ku jawab bersama para pendaki lainnya nanti bila sudah selesai melakukan pendakian Argopuro.
Canda tawa menghiasi perjalanan, cerita gunung-gunung yang sudah didaki pun tak pernah henti menggema di mobil itu. 4 jam sudah, kita di mobil namun tak kunjung sampai lokasi. Mobil tetap melaju di tengah-tengah hutan dan saat ini sudah masuk Probolinggo. Tepat pukul 20.30 kami tiba di basecamp Bremi, setelah itu istirahat untuk mempersiapkan fisik untuk melakukan pendakian besok.
14 Agustus pukul 08.00
Pagi yang cerah nan dingin di kaki Pegunungan Hyang, kesibukkan untuk mempersiapkan pendakian pun sangat terasa.
“Para peserta segera berkumpul ke depan, karena kita akan segera melakukan pendakian,” kata Panitia acara. Dengan semangat dan kesiapan yang sudah matang sekitar 65 orang bersama panita dan TIM Mahapena Universitas Jember bersiap untuk melakukan pendakian bersama. Dengan kesiapan yang matang pendakian menuju Danau Taman Hidup pun dimulai. Pendakian via Bremi sangat terkenal akan tanjakannya yang tanpa ampun. Banyak dari pendaki yang jarang melalui jalur ini, kebanyakan dari pendaki Gunung Argopuro mendaki melalui Desa Barderan, Situbondo.
Untuk mencapai Danau Taman Hidup kita harus melakukan perjalanan paling cepat sekitar 7-9 jam perjalanan. Di awal pendakian kita sudah disambut gapura "Selamat Datang di Taman Hidup".
Perlu diketahui untuk menembus danau terindah itu tak semudah yang kita bayangkan dari awal masuk pendakian, jalur pendakian sudah memasuki hutan pinus yang cukup rapat dan tidak hentinya tanjakan selalu menghiasi perjalanan.
Dikarenakan musim kemarau yang berkepanjangan jalurnya sangat berdebu, sehingga mengharuskan kita untuk menggunakan masker. Per lahan tapi pasti kelelahan menghinggapi para peserta, ada dari peserta yang baru pertama kali melakukan pendakian mengalami kecelakaan kecil yakni keram dan harus dibantu tim kesehatan. Untuk mengkodinir peserta dengan jumlah di atas 50 tidaklah mudah, harus ekstra keras apalagi ini di gunung segala sesuatu pasti terjadi.
Pos Istirahat
Saat di Pos Istirahat Gunung Argopuro.
Di gunung Argopuro sangat jarang tempat peristirahatan, jadi kita harus sepintar-pintar kita mengatur alokasi waktu kita, kalau bisa kita jangan terpisah dari rombongan saat mendaki gunung ini.
Setelah beristirahat sejenak, kita melanjutkan perjalanan. Tepat pukul 15.30 kami tiba di Danau Taman Hidup. Wow danau yang saya impi-impikan selama ini akhirnya terwujud, di danau yang sunyi nan dingin ini terpampang pesona surganya Indonesia. Tapi sayangnya danau yang indah ini sudah terkotori oleh para pengguna motor.
Di bawah ini foto Danau Taman Hidup, Gunung Argopuro, keindahan yang luar biasa!
15 Agustus 2015 Pukul 07.00
Di jadwal kita akan berangkat pukul 07.00 dikarenakan kelelahan jadwal pun molor hingga pukul 08.00. Rute selanjutnya adalah menuju Cisentor, dari Danau Taman Hidup menuju Cisentor memerlukan waktu sekitar 10 jam perjalanan. Lama sekali ya, siapa yang kuat untuk melakukan perjalanan 10 jam tanpa henti?
Setelah olahraga pagi dan sudah siap untuk berangkat akhirnya kita mulai melakukan perjalanan ke Cisentor. Jalur menuju Cisentor sangat terkenal dengan vegetasi, yang bernama jancukan, Tanaman yang membuat orang lebih dekat kepada Sang Pencipta saat menyentuhnya. Teman-teman banyak yang kena untungnya aku tidak kena sama sekali. Keberuntungan masih berpihak!
Waktu menunjukkan pukul 17.45 tempat yang kami tuju tidak sampai juga, dengan segala kondisi dan tekad bersama, kami tetap melakukan perjalanan malam hari dengan persiapan tempur malam hari. Perlu diingat pendakian yang memerlukan waktu berhari-hari segala alat pendakian wajib dibawa tanpa terkecuali.
Malam hari udara sangat dingin, langkah kami tetap melaju di tangah-tengah kondisi gelap gurita, dan untuk menembus Cisentor perlu turun naik bukit. Memang argopuro terkenal dengan perbukitan jadi turun naik bukit hal yang biasa, yang membuat kalian happy melakukan perjalanan.
Pukul 19.30 terdengar rintikan air, “Kayanya mata air sudah terdengar, berarti sesaat lagi itu Cisentor,” ungkap Wawan sebagai pemimpin regu. Dengan sumringahnya para peserta menyambut dengan gembira. Tak lama kemudian benar yang dikatakan Wawan.
Cisentor yang kami tuju akhirnya ditemukan juga. Hampir 13 jam melakukan perjalanan, capek, lelah, lapar, pusing bersatu di dalam pikiran. Namun, tekad kami tetap satu mengibarkan bendera merah-putih tepat pukul 10.00 17 Agustus 2015 di Cikasur.
16 Agustus 2015
Inilah hari ketiga aku di Argopuro di mana puncak Argopuro merupakan tujuan kita selanjutnya dari Cisentor menuju puncak sekitar 3 Jam perjalanan. Di mana hampir sama jalur yang kita lalui akan terus menanjak. 2 jam sudah melakukan perjalanan akhirnya kami tiba di Rawa Embik tempat peristirahatan di ketinggian 2500 mdpl.
Di sini terdapat air yang akan menjaga kehausan kita menuju puncak. Dari Rawa Embik menuju puncak sekitar 60 menit perjalanan. Setelah melakukan perjalanan ria akhirnya kami tiba di Puncak Rengganis. Karena aku penasaran ketiga puncak pun aku telusuri, Puncak Hyang, Renggani, dan Argopuro pun aku capai.
Saat di Puncak Argopuro bersama Tim Mahapena Universitas Jember
Berfoto di Puncak Hyang
Puncak Rengganis
Setelah puas berfoto, kita kembali lagi ke Cisentor dan melanjutkan perjalanan ke Cikasur di hari ke 4.
17 Agustus 2015
Jeng-jeng-jeng hari ini tepat 70 tahun Indonesia Merdeka. Di mana kita masih di daerah Cisentor, dan tujuan kita adalah Cikasur yang memerlukan waktu sekitar 2 Jam perjalanan dari Cisentor.
Lebih dari itu apa yang kita rasakan di Argopuro tentu berbeda dengan kalian yang sedang sibuk-sibuknya ingin menyaksikan acara HUT RI 70 Live di TV.
Tapi kami masih dalam perjuangan untuk melakukan upacara di Cikasur. Setiap kali kita ngecamp tidak lupa kita mengangkut sampah dan membersihkan dari segala kotoran di tempat kita ngecamp.
Singkat cerita entah kebetulan atau tidak tepat di pukul 09.45 para peserta sudah berkumpul semua di Cikasur. Bendera Merah-Putih sudah berkibar dengan gagahnya, di Cikasur. Raut wajah gembira dan tangis haru hinggap di perjalanan kita kali ini.
Setelah berpetualang 6 hari dari Surabaya menuju Cikasur dan tepat 17 Agustus 2015 pukul 10 pagi kami bisa berdiri dan melaksanakan upacara bendera di tanah yang dulu merupakan bandara buatan Jepang. Suasana haru dan khidmat merasuki semua peserta ketika pembina upacara menyampaikan pidato tentang perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan!
Hati ini pun sulit berkata-kata dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa semua selamat dan berhasil menjalankan misi mengibarkan bendera dan upacara di Gunung Terpanjang di Jawa. Hingga ke rumah masing-masing kita selamat tanpa ada terluka!
Alhamdulillah
Melakukan Uparcara Bendera di Cikasur, Gunung Argopuro
Hormat bendera setelah Upacara, Cikasur, Gunung Argopuro
Sejauh apa pun perjalanan kamu, sesulit apa pun rintangan yang menghadang, dan secapek-capeknya langkah kamu berjalan!
Bila kita berterap pada tujuan yang hendak kita capai, semua itu akan tercapai dengan nyata!
Tetap hormat pada negeri ini yang menyimpan sejuta keindahan. Jagalah, rawatlah alam mu, sebagaimana kamu merawat diri kamu. Alam tak pernah berkhianat, mereka akan memberikan apa pun yang tersedia, selama kamu hormat kepada nya!
Bangga terhadap Indonesia!
70 Tahun Indonesia Merdeka!