Wednesday, 17 February 2016

“Gerhana Matahari Total 2016, Mampukah Menarik Wisatawan Mancanegara Berkunjung Ke Indonesia?”




Indonesia pada tahun 2016 kembali akan kedatangan fenomena alam yang langka yakni Gerhana Matahari Total. Gerhana Matahari Total secara ilmiah terjadi saat Matahari, Bulan, dan Bumi terletak pada satu garis lurus. Bulan akan berada persis di muka Matahari. Akibat posisi tersebut, wilayah di Bumi akan terlihat gelap dan tak bisa melihat Matahari selama beberapa menit. 

Wilayah itulah dikatakan masuk dalam bayangan inti (umbra). Di sana akan terjadi Gerhana Matahari total. GMT di tahun 2016 terjadi di berbagai wilayah di antara yang paling bagus untuk melihat GMT adalah di wilayah Bengkulu, Palangkaraya, Palu, dan Ternate yang merupakan titik terbaik untuk melihat gerhana.

Kesiapan menyambut gerhana pun, sudah banyak dilakukan baik dari tingkat pusat maupun dari daerah. Bahkan sudah dilakukan dari 2 tahun sebelum adanya gerhana. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan dan mempromosikan daya tarik wisata Gerhana Matahari Total. Namun, apakah dengan segala kesiapan dan promosi yang dilakukan dengan gencar akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia?

Berkaca pada tahun 1983 kunjungan wisatawan yang semula ditargetkan mencapai puluhan ribu wisatawan mancanegara tetapi kenyataan yang hadir hanya 8500, jauh dari harapan. Padahal 1983 Gerhana Matahari Total yang terjadi di Indonesia meliputi berbagai daerah di antaranya Pulau Jawa. Di karenakan pemerintah kurang sigap untuk melayani turis asing yang berkunjung ke Indonesia jadi yang hadir hanya 8500.

Bahkan beberapa faktor menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara kala itu di dominasi oleh faktor internal bangsa Indonesia sendiri, yakni ingin meraup keuntungan pribadi yang tak masuk akal. Misalnya menaikan harga hotel, menaikan harga barang yang mengakibatkan turis asing enggan untuk datang ke Indonesia. Di tambah saat itu fasilitas penunjang transportasi belum sehebat sekarang.

Seperti yang dilansir kantor berita Antara, pada saat itu banyak turis yang batal menyewa penginapan di kota-kota yang dilintasi gerhana matahari total. Alasannya, harga yang sudah disepakati di awal ternyata berubah jadi lebih mahal.

Faktor lainnya juga hadir dari pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia dengan propagandanya membuat masyarakat takut dengan hadirnya gerhana, bahkan seperti tersirat di berbagai media kabar menyebutkan masyarakat dilarang keluar saat gerhana matahari sedang berlangsung. Pemerintah melarang masyarakat untuk melakukan kegiatan saat Gerhana Matahari Total berlangsung. Bahkan pengamanan di berbagai daerah dilakukan secara ketat agar masyarakat tidak keluar rumah untuk menyaksikan gerhana.

Padahal menurut Bambang Hidayat Kepala Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) pada gerhana matahari total 1983 durasinya mencapai 3-5 menit. “Durasi totalitas yang panjang itu terjadi karena puncak gerhana berlangsung di Laut Jawa, di utara sisi timur Pulau Madura. Di titik puncak itu, gerhana terjadi tepat tengah hari selama 5 menit 11 detik,” kata Bambang Hidayat seperti di kutip Kompas.com.

GMT 1983 merupakan fenomena alam yang sangat penting bagi masyarakat di jawa yang tidak dapat ditemukan kembali hingga tahun 2100. GMT yang sangat penting itu akhirnya dilewatkan begitu saja oleh masyarakat karena larangan pemerintah.

Menurut berbagai pakar astronomi menjelaskan GMT tidak lah begitu berbahaya kepada kesehatan mata secara langsung melainkan ada tahapannya. Sama halnya ketika kita melihat matahari tatapan sinar yang terkena bila terlalu lama akan membuat katarak sama seperti halnya GMT. Jangan secara terus-menerus melihat GMT tetapi harus memakai alat pembantu agar nyaman untuk melihatnya.

GMT sangat aman untuk dinikmati, apalagi fenomena langka ini tidak terjadi setiap tahunnya. Bagaimana cara aman untuk menyaksikan gerhana? Jadi cara aman yang baik adalah dengan menggunakan filter atau kacamata khusus untuk melihat matahari. Dan cara melihatnya juga jangan terlalu fokus karena saat itu matahari belum semuanya tertutup dan sebagian sinar matahari masih memancar kuat hingga bisa merusak retina mata. cara yang aman agar tidak terjadi kerusakan mata. http://news.detik.com/berita/3116542/begini-cara-aman-melihat-gerhana-matahari-total 

30 tahun sudah fenomena GMT 1983 terjadi, lantas bagaimana penyambutan GMT 2016 apakah masih sama ketika 1983? Bila dilihat dari laporan pemberitaan di media massa, kejadian 1983 sepertinya tidak akan terjadi lagi di Indonesia. Perkembangan keilmuan hingga teknologi membuka semua mata akan pentingnya fenomena langka ini. Pemerintah yang 1983 belum terlalu sigap untuk mempromosikan wisata gerhana.

Di GMT 2016 pemerintah melalui Kemenpar berbondong-bondong mempromosikan wisata GMT, berbagai promosi sudah dilakukan dari 2 tahun sebelum gerhana berlangsung. Supaya kejadian GMT 1983 tidak terulang lagi, dengan impian meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada saat GMT 2016.

        Dan menurut saya pribadi, Indonesia akan kebanjiran kunjungan wisatawan mancanegara untuk menikmati wisata GMT bahkan melebihi target yang ditentukan oleh Kemenpar. Kenapa bisa? Di karenakan berbagai prestasi dan perbaikan infrastruktur yang dilakukan pemerintah selama 2 tahun ini. Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam membangun pariwisata sangat terlihat. Bukan hanya itu saja, promosi melalui media sosial hingga ke pameran pariwisata di tingkat dunia pun dilakukan. Kenapa demikian karena Indonesia ingin menciptakan citra positif di mata dunia akan pariwisatanya. 

Kelebihannya bila wisata GMT berhasil, citra promosi wisata Indonesia juga akan naik. Namun, semua itu akan berbanding terbalik bila kejadian 1983 terulang kembali di mana sarana dan akomodasi dipersulit bahkan menaikkan harga di batas kewajaran.

Bagaimana menyikapinya, cara menyikapinya adalah semua pihak sebaiknya tidak sewenang-wenangnya untuk menaikkan harga, baik hotel, penerbangan, hingga kebutuhan pokok yang membuat turis tidak berminat untuk mengunjungi wisata GMT. 
Saran saya seluruh pihak daerah maupun pusat yang tempatnya akan dikunjungi GMT melakukan pembenahan infrastruktur dan menggencarkan promosi wisata mengingat GMT 2016 akan berlangsung Maret nanti.

Sedikit tulisan blog saya melihat sudut pandang GMT dari kunjungan wisatawan, dan saya berharap GMT 2016 menjadi GMT terbaik untuk ajang promosi wisata Indonesia di tingkat dunia.

Lagi Galau? Ini Kata Mutiara Merry Riana Untuk Membuat Hidupmu Berwarna!

Merry Riana, sebuah nama yang tidak asing lagi bagi telinga kita. Di usia yang masih 38 tahun, ibu dari dua orang anak ini sukses menj...